Judul :
Sanubari Jakarta ( kumpulan cerpen )
Penulis :
Laila lele Nur azizah
Cetakan :
Pertama, April 2012
Tebal : 152
halaman
Penerbit : PT. Gramedia , Jakarta
Harga : Rp 40.000,-
Mereka sebenarnya ada tapi jadi
tidak ada. Mereka sadar dan merasa keberadaan mereka hanyalah sekelumit kaum
minoritas yang tak dianggap. Keberadaan mereka seakan tertutupi oleh keramaian
dan hiruk pikuk kehidupan kota Jakarta . Ketika berbicara kota Jakarta , kota
dengan segudang mimpi dan segudang permasalahan. Disanalah kehidupan tentang
mereka yang sebenarnya ada dibalik bagian kecil kota Jakarta. Terkadang
kehidupan mereka enggan untuk diperbincangkan dan tabu untuk di bahas. Namun
kali ini mereka dengan pelan-pelan akan berbicara dan bercerita
tentang sanubarinya masing masing.
Sanubari Jakarta , merupakan
kumpulan 10 cerita pendek yang bertutur tentang fenomena kehidupan LGBT :
Lesbian , Gay , Biseksual , Transeksual / Transgender di kota Jakarta. Sanubari Jakarta adalah kumpulan cerita pendek
adaptasi dari omnimbus film “ Sanubari Jakarta “. Sepuluh kisah tersebut
menjelma menjadi kumpulan cerita pendek yang terdiri dari : ½ , Malam ini
aku cantik, Lumba – Lumba , Terhubung , Kentang , Menunggu Warna , Pembalut ,
Topeng Srikandi , Untuk A, dan
Kotak Coklat. Kesepuluh cerita pendek mempunyai rasa dan kisah yang tak biasa dan
lain dari biasanya. Semuanya berwarna keberadaanya ada di sekeliling kita.
Mereka bertutur dengan sanubarinya.
Diawal membaca buku Sanubari
Jakarta kita akan di suguhkan dengan
cerpen yang berjudul “Malam ini aku Cantik“ yang berkisah tentang
seorang pria yang berpenampilan sebagai waria yang berprofesi pejajak atau
penjual seks komersial. Ia sadar dengan konsekuensi pekerjaanya. Banyak orang
yang mencibirnya. Namun tak sedikit orang yang membutuhkannya. Kini ia merasa
dilema antara profesinya dengan kehidupan normalnya sebagai seorang suami yang
mempunyai istri dan buah hati. Lain halnya dengan cerpen yang berjudul Lumba
– Lumba mengisahkan tentang , Adinda seorang guru TK lumba – lumba yang
selalu mengajarkan tentang lumba lumba kepada muridnya. Sampai suatu ketika ia memancarkan radar
untrasoniknya kepada Anggya, seorang wali dari murid yang ia ajar. Radar itu di
terima baik oleh Anggya hingga timbul hubungan yang tidak biasa. Lalu bagaimana
dengan kedelapan cerpen lainnya ? Bagaimana semua cerita ini berjalan dengan
kisah masing masing dengan sanubarinya? Kisah
ini ada yang bahagia dan tak selamanya bahagia tapi kisah ini pasti pernah ada.
Membaca buku ini pembaca akan
disuguhkan tentang fenomena LGBT yang bercerita , bertutur, dengan lugas dengan
bahasa yang ringan, alur yang mengalir dan mudah di mengerti tentang arti
cinta, kehidupan dan semua permasalahannya tanpa harus menghakimi. Semua orang
punya cinta, ketika berbicara cinta di mata Tuhan kita semua sama sebagai
makhluk ciptaannya , karena cinta berasal dari sanubari di ungkapkan dan di
tujukan oleh perasaan kepada orang yang kita cinta. Namun perlu diingat adanya
buku ini bukan sebagai langkah nyata pembenaran atau pembelaan kasus LGBT. Namun
lebih sebagai pemaparan pandangan atau referensi tentang kaum yang ada tapi tak
terlihat (minoritas) dan cinta yang berdeda rasa secara universal . Selamat menyelam
dalam sanubari Jakarta !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar