Mahasiswa STAIN Purwokerto melakukan
aksi demostrasi di depan gedung rektorat Selasa (8/4). Aksi yang di pelopori oleh mahasiswa UKM ini
berlangsung riuh. Ratusan mahasiswa ikut turun aksi. Kuliah ditiadakan.
Demonstran pun melakukan blockade jalan keluar kampus .
Demonstrasi dimulai di depan gedung
Tarbiyah, kemudian di arahkan ke depan rektorat. Aksi diiringi orasi kekecewaan terhadap
kinerja birokrasi kampus. Tuntutan central dari aksi ini adalah penghapusan jam
malam dan pesantrenisasi.
“Pesantrenisasi dan pemberlakuan jam
malam hanya akan membatasi gerak mahasiswa dalam kreativitas. Bagaimana mau
berkembang, jika siang hari kuliah sedangkan malam harinya ngaji,” tutur Munir,
Koordinator Lapangan saat melakukan orasi.
Dia juga menganggap bahwa pesantrenisasi
adalah proyekan dari birokrasi kampus.
Bak gayung bersambut, para pejabat kampus pun turun mendatangi para demonstran. Aksi dilanjut dengan audiensi di pelataran gedung
student center. Seluruh mahasiswa lesehan bersama jajaran pejabat kampus, Ketua
STAIN, Waka III, kabag dan beberapa staf lainnya.
Pada sesi ini, satu per satu mahasiswa
mengeluarkan aspirasinya. Tuntutan pun semakin melebar. Poinisasi, sistem UKT,
fasilitas kampus yang terbatas, KTM, Jas
Almamater yang berbeda-beda, sampai pada ulah dosen yang dirasa merugikan
mahasiswa karena melakukan monopoli nilai.
Dalam kasus pesantrenisasi, Ketua STAIN
Purwokerto angkat bicara. “Sejauh ini saya masih percaya kalau pesantrenisasi
membawa manfaat besar, dilihat dari fakta yang ada,” kata Lutfi Hamidi yang
terpilih kembali menjadi Ketua STAIN Purwokerto.
Lutfi Hamidi juga mempertanyakan kepada
salah satu mahasiswa yang mempermasalahkan UKT. “Apakah anda tau UKT itu apa,
dan bagian mana yang merugikan bagi mahasiswa”, tandasnya sambil duduk lesehan.
“Kalau mau protes, mohon disertai
data-data yang kuat, jangan asal bicara”, pungkas Lutfi Hamidi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar