Purwokerto (5/1)—Komisi
Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) menyelenggarakan Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa),
sebuah pesta demokrasi mahasiswa STAIN Purwokerto di awal tahun 2013. Seperti tahun-tahun
sebelumnya, Pemilwa diselenggarakan sebagai ajang pemilihan mahasiswa untuk
duduk di “kursi-kursi sakti” BEM-P hingga DEMA, yakni mahasiswa-mahasiswa yang
diharapkan menjadi motor bagi perubahan-perubahan STAIN Purwokerto yang akan
datang. Demikian pentingnya dan ekspectacy
mahasiswa STAIN Purwokerto, seleksi para kandidat harus benar-benar selektif,
seperti halnya tema debat calon Pemilwa, “Selektifitas Pemimpin Menuju Kampus
Madani .”
Nah selanjutnya,
bagaimanakah standarisasi dalam seleksi para kandidat pemimpin?
“Bukan hanya
syarat administrasi saja, kompetensi kepribadian, sosial dan professional juga harus dikantongi para kandidat,”
jelas Anwar, Ketua KPUM 2013. Syarat tersebut tidak lain demi melahirkan pemimpin yang berkualitas yang mampu memimpin,
menampung seluruh aspirasi mahasiswa yang datang dari berbagai jurusan, dan
mampu mengaktualisaikannya supaya tercipta suatu masyarakat madani di STAIN
Purwokerto yang menjunjung tinggi nilai-nilai Keislaman namun masih mencerminkan ke-Bhineka Tunggal Ika-an.
“Administrasi
adalah formalitas, namun kualitas diri menjadi hal yang utama. Ide-ide kreatif, rasional, mudah bergaul adalah
bekalnya”, tutur Taufik, kandidat Presiden
DEMA pada debat calon Pemilwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar