“Saya berharap STAIN tetap memberlakukan
kebijakan tersebut, jika diganti itu menandakan citra STAIN yang tidak
konsisten”
Ihamudin (Presiden DEMA 2012)
Kontroversi pergantian jas almamater STAIN Purwokerto tahun akademik 2012
menjadi perbincangan hangat. Pasalnya, banyak yang tidak setuju dengan
bergantinya desain serta warna jas almamater. Meski sejauh ini belum ada
mahasiswa yang secara jelas menolak pergantian jas almamater. Namun, dalam
kenyataanya hal ini menjadi isu yang ramai diperbincangkan seluruh civitas akademika STAIN Purwokerto.
Pergantian jas kali ini, merupakan pergantian yang kedua setelah sebelumnya
berwarna hijau tua dan merah hati. Pergantian warna jas almamater menjadi hijau
muda mendapatkan respon yang kurang baik dari mahasiswa. “Warnanya kayak
seragam PAUD” kata seorang mahasiswa ketika ditanya tentang warna jas baru itu.
Perubahan warna ini bukannya tanpa persiapan. Bahkan, STAIN mengadakan
lomba desain jas almamater yang di ikuti oleh mahasiswa, dosen maupun karyawan
yang dimaksudkan agar dalam perumusan desain baru seluruh komponen akademik dapat berpartisipasi. Desain jas almamater
tersebut diambil dari tiga juara utama
dalam perlombaan dan dengan persetujuan
senat dan seluruh lapisan kampus.
Ketika ditanya tentang rencana kedepan apakah STAIN tetap memakai almamater
baru, kembali pada jas yang lama atau justru mencari desain baru lagi,
Ilhamudin (Presiden DEMA) mengatakan “Saya berharap STAIN tetap memberlakukan
kebijakan tersebut, jika diganti itu menandakan citra STAIN yang tidak
konsisten”.
Sebuah perubahan pasti diharapkan dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Begitu juga dengan perubahan warna jas almamater menjadi hijau muda dimaksudkan
agar mahasiswa STAIN memiliki semangat baru, dengan warna segar mahasiswa dapat
menjadi fresh, dengan warna segar mahasiswa diharapkan mempunyai masa depan
yang tinggi, dengan warna hijau diharapkan seluruh komponen Stain purwokerto
mempunyai semangat bersaing yang tinggi, dengan warna hijau diharapkan seluruh
komponen stain purwokerto mempunyai .semangat Religi yang tinggi.
Dalam perubahan jas stain ini, terjadi pro kontra. Banyak mahasiswa baru
kecewa terhadap warna jas tetapi dari mahasiswa yang menolak belum ada 40% yang
secara langsung menolak bahkan belum ada yang secara terang terangan menolak.
Tidak lebih dari 15 orang yang datang ke kantor dema dan protes mereka
menyatakan perwakilan kopma. Mereka mengaku
tidak terima dan menolak keras terhadap warna jas stain “hijau pupus daun”.
Dalam hal ini warna juga menentukan citra dan karakter kampus dan seluruh yang
terlibat dalam kampus. Semakin kuat suatu warna,maka semakin kuat kepribadian
dan karakter yang terlihat dari warna tersebut.
Ini menjadi
sesuatu yang fenomenal di Stain Purwokerto karena perubahan ternyata mendapat
dampak yang luar biasa. Ini harus
menjadi perhatian kita semua karena kemajuan Stain purwokerto adalah milik kita
semua. Kebijakan perubahan almamater ini
haruslah menjadikan perubahan yang lebih baik dan bisa diterima seluruh elemen.
Melalui rapat
terbuka yang diadakan antara senat,sema dan mahasiswa dicapai keputusan bahwa
kedepannya almamater Stain Purwokerto akan berubah warna. Tinggal bagaimana perubahan kedepannya.
( Hesty dan Lisoh )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar