Sabtu, 12 Oktober 2013

Mahasiswa STAIN Purwokerto: Siapkah menjadi Hijau?

“Saya berharap STAIN tetap memberlakukan kebijakan tersebut, jika diganti itu menandakan citra STAIN yang tidak konsisten”
Ihamudin (Presiden DEMA 2012)
Kontroversi pergantian jas almamater STAIN Purwokerto tahun akademik 2012 menjadi perbincangan hangat. Pasalnya, banyak yang tidak setuju dengan bergantinya desain serta warna jas almamater. Meski sejauh ini belum ada mahasiswa yang secara jelas menolak pergantian jas almamater. Namun, dalam kenyataanya hal ini menjadi isu yang ramai diperbincangkan  seluruh civitas akademika STAIN Purwokerto.
Pergantian jas kali ini, merupakan pergantian yang kedua setelah sebelumnya berwarna hijau tua dan merah hati. Pergantian warna jas almamater menjadi hijau muda mendapatkan respon yang kurang baik dari mahasiswa. “Warnanya kayak seragam PAUD” kata seorang mahasiswa ketika ditanya tentang warna jas baru itu.
Perubahan warna ini bukannya tanpa persiapan. Bahkan, STAIN mengadakan lomba desain jas almamater yang di ikuti oleh mahasiswa, dosen maupun karyawan yang dimaksudkan agar dalam perumusan desain baru seluruh komponen akademik  dapat berpartisipasi. Desain jas almamater tersebut diambil dari  tiga juara utama dalam  perlombaan dan dengan persetujuan senat dan seluruh lapisan kampus.
Ketika ditanya tentang rencana kedepan apakah STAIN tetap memakai almamater baru, kembali pada jas yang lama atau justru mencari desain baru lagi, Ilhamudin (Presiden DEMA) mengatakan “Saya berharap STAIN tetap memberlakukan kebijakan tersebut, jika diganti itu menandakan citra STAIN yang tidak konsisten”.
Sebuah perubahan pasti diharapkan dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Begitu juga dengan perubahan warna jas almamater menjadi hijau muda dimaksudkan agar mahasiswa STAIN memiliki semangat baru, dengan warna segar mahasiswa dapat menjadi fresh, dengan warna segar mahasiswa diharapkan mempunyai masa depan yang tinggi, dengan warna hijau diharapkan seluruh komponen Stain purwokerto mempunyai semangat bersaing yang tinggi, dengan warna hijau diharapkan seluruh komponen stain purwokerto mempunyai .semangat Religi yang tinggi.
Dalam perubahan jas stain ini, terjadi pro kontra. Banyak mahasiswa baru kecewa terhadap warna jas tetapi dari mahasiswa yang menolak belum ada 40% yang secara langsung menolak bahkan belum ada yang secara terang terangan menolak. Tidak lebih dari 15 orang yang datang ke kantor dema dan protes mereka menyatakan perwakilan kopma. Mereka mengaku tidak terima dan menolak keras terhadap warna jas stain “hijau pupus daun”. Dalam hal ini warna juga menentukan citra dan karakter kampus dan seluruh yang terlibat dalam kampus. Semakin kuat suatu warna,maka semakin kuat kepribadian dan karakter yang terlihat dari warna tersebut.
Ini menjadi sesuatu yang fenomenal di Stain Purwokerto karena perubahan ternyata mendapat dampak yang luar biasa. Ini harus menjadi perhatian kita semua karena kemajuan Stain purwokerto adalah milik kita semua. Kebijakan perubahan almamater  ini haruslah menjadikan perubahan yang lebih baik dan bisa diterima seluruh elemen.
Melalui rapat terbuka yang diadakan antara senat,sema dan mahasiswa dicapai keputusan bahwa kedepannya almamater Stain Purwokerto akan berubah warna. Tinggal bagaimana perubahan kedepannya.

 ( Hesty dan Lisoh )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar